Jumat, 08 Mei 2015

Laporan Praktikum Kimia -- Perubahan Entalpi

#Terima kasih sudah berkunjung... ^^
Jika situs ini bermanfaat bagi anda, silahkan tinggalkan komentar...  :) 


Laporan Praktikum Perubahan Entalpi

I.   Judul
Menentukan ∆H  reaksi netralisasi

II.  Tujuan

Untuk menentukan ∆H reaksi  netralisasi

III. Landasan teori

     Entalpi adalah jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa dihitung adalah nilai perubahannya.
    Pada reaksi kimia, sistem dapat melepaskan atau menyerap kalor.  Reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi eksoterm, ∆H bernilai negatif yang harga mutlatknya sebesar kalor yang dilepaskan. Pada reaksi endoterm, ∆H reaksi berharga positif yang harga mutlaknya sebesar kalor yang diserap.
     Untuk menentukan perubahan entalpi standar (∆H) dapat dilakukan dengan cara teoritis dan secara eksperimen. Apabila menentukan perubahan entalpi secara teoritis, maka akan  menerapkan Hukum Hess dan Energi Ikatan. Apabila menentukan perubahan entalpi secara eksperimen (kalorimetris), maka diperlukan suatu alat kalorimeter.
     Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi secara kalorimetris, yaitu kalorimetri pembakaran dan kalorimetri reaksi. Metode kalorimetri pembakaran dilakukan dengan cara membakar suatu unsur atau senyawa (umumnya dengan oksigen) dalam kalorimeter, kemudian kalor yang dibebaskan dalam reaksi pembakaran tersebut diukur. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri pembakaran disebut kalorimeter tipe bom. Sementara itu, metode kalorimetri reaksi merujuk pada penentuan kalor reaksi apa saja selain reaksi pembakaran. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan eksperimen metode kalorimetri reaksi disebut kalorimeter tipe reaksi.
      Kalorimeter terdiri atas penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi yang terendam dalam air. kenaikan temperatur diukur dengan termometer. Kalor yang dilepas oleh sistem sama dengan kalor yang diserap oleh kalorimeter, yaitu sebesar kapasitas kalor dari kalorimeter dikalikan dengan temperatur.
Pada reaksi eksoterm, kalor yang dilepaskan dari reaksi digunakan untuk menaikkan temperatur larutan dan kalorimeter. Untuk reaksi endoterm, kalor yang diserap oleh reaksi sama dengan kalor yang diserap larutan.

IV.  Alat dan bahan
No.    Alat dan bahan    Ukuran/konsentrasi    Jumlah/volume
1.    Bejan plastik                 ± 200  cm3            1
2.    Silinder ukur                    50 cm3                2
3.    Termometer                      0-100 °C            1
4.    Pengaduk kaca                          -                1
5.    Larutan NaOH                      1 M            50 cm3
6.    Larutan HCl                          1 M             50 cm3

V.  Langkah kerja
    Masukkan 50 cm3 larutan NaOH  1  M ke dalam bejana plastik dan masukkan 50 cm3 larutan HCl  1  M  ke dalam silinder ukur.
    Ukur temperatur kedua larutan itu. Termometer harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipindahkan dari satu larutan ke larutan yang lain. Jika kedua temperatur larutan berbeda, tentukan temperatur rata-rata (temperatur awal).
    Tuangkan HCl ke dalam bejana plastik yang berisi larutan NaOH, aduk larutan dan perhatikan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Temperatur akan naik, kemudian menjadi tetap dan selanjutnya turun. Catatlah temperatur yang tetap itu (temperatur akhir).

VI.  Tabel Hasil Pengamatan

No.
Temperatur Awal (T1)
Temperatur Akhir (T2)
Perbedaan Temperatur  
(∆T=T2-T1)
1.      
HCl 1 M= 29 0C
NaOH 1 M= 28,25 0C
T1 rata-rata= 28,625 0C
Temperatur larutan sesudah di campur,
T2= 30,5 0C
∆T=T2-T1
                   = 30,5-28,625  .............      = 1,875 0C
..........         = 274,825 0K
                   = 275 0K

VII. Analisis data
    **Massa larutan (m) = Volume larutan x massa jenis air
                 = 100 cm3 x 1g/cm3= 100 g

    **Kalor yang dihasilkan dari percobaan (q)
        q = m x c x ∆T
          = 100 g x 4,2 JK-1g-1 x 275 0K
          = 115.500 J = 115,5 kJ

    **50 cm3 NaOH 1 M = 50 cm3 x  (1 mol NaOH)/〖1000 cm〗^3       = 0,05 NaOH

      50 cm3 HCl 1 M     = 50 cm3 x  (1 mol HCl)/〖1000 cm〗^3     = 0,05 HCl


    **Dari persamaan reaksi: 1 mol NaOH 1 mol HCl 1 mol H2O
    **Dari hasil percobaan:  0,05 mol NaOH 0,05 mol HCl 0,05 mol H2O             
    **∆H= Q/mol
        = (115,5 kJ)/(0,05 mol) 
        = - 2310 kJ/mol

Tanda negatif karena reaksi tersebut melepaskan kalor (eksoterm).








VIII. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil suatu simpulan bahwa,
1. ∆H yang diperoleh melalui percobaan tersebut adalah sebesar – 2310 kJ/mol. Tanda negatif menandakan bahwa reaksi tersebut melepas kalor.

2. Reaksi antara NaOH dengan HCl menunjukkan adanya peningkatan suhu. Sehingga reaksi tersebut melepaskan kalor (eksoterm)

 



10 komentar: